MEMBACA AFEKSI

 


    Jika kalian sudah baca, aku tak yakin kalian masih dipihakku. Kenapa begitu? Aku yang membaca dan menulis ulang saja merasa sepertinya khusus dibagian ini aku yang salah, jarang sekali perempuan mengakui kesalahannya, bukan? Tapi benar, aku merasa salahku adalah tak bisa mengungkapkan apa yang sebenarnya kurasa. Aku selalu menganggap tindakkan dan perhatian sudah mewakili perasaan, tanpa panjang lebar merangkai kata yang menurutku terlalu clingy. Baiklah, setidaknya di sini aku sudah tahu di mana letak salahnya. Sekarang dengarkan dulu; 

 

MEMBACA AFEKSI

Kupikir sudah bisa dibaca
Kurasa, jelas sangat afektif
Kenapa sedikitpun tak terasa?
Lihatlah mataku yang kala itu sangat menguasai Bahasa
Tindakan yang menyusun segala puzzle bertema afeksi
Tidak melulu menyuguhkan kata
Banyak yang hanya dirasa
 
Di bulan dimana senja seringkali menemani
Sekilas teringat, segala rancangan janji
Menguasai harapan dan mimpi
Masih kamu, senja itu kamu!
 
 Hingga Desemberku menghujani
Membawa redup
Bahkan gemuruh tak ada kendali
Tetes demi tetes menapak bumi
Senja tergantikan
Hilang tak pernah kembali
Masih kamu, hilang itu kamu!
(December 31, 2020)
 
 

        

        Puisi ini tertulis setelah bait terakhir terjadi. Sedangkan bagian selain puisi baru tertulis saat menjelang publikasi. Yup, benar. Selama itu, aku baru menyadari bahwa komunikasi sekecil apapun mengenai perasaan dan hal lainnya adalah strata tertinggi dalam hubungan. Karena memang masing-masing memiliki kompleksitas yang timbul dari pikiran, dengan itu perlu adanya konfirmasi terhadap pikiran yang sudah mulai terlalu jauh. Entahlah dulu aku menganggap tak perlu mengungkapkan kasih sayang adalah tak masalah, nyatanya masalah untuknya. Tapi aku yakin, aku tak sepenuhnya salah -women. Yang jelas setelah hujan dibagian ini dan selanjutnya takkan ada lagi senja yang ronanya persis.

Mikrokosmos Afeksi

Blog ini berisi tatanan diksi yang bisa saja terdengar klise namun murni tercipta atas perasaan dan pikiran, serta menyajikan informasi umum yang dikembangkan oleh perspektif sang penulis.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama