MENGEKSPRESIKAN AFEKSI DAN MEMAHAMI KEBUTUHAN EMOSIONAL


 

 MENGEKSPRESIKAN AFEKSI DAN MEMAHAMI KEBUTUHAN EMOSIONAL PASANGAN


MANUSIA SELALU TERKONEKSI DENGAN AFEKSI

        Afeksi adalah salah satu hal yang berkaitan erat dengan manusia untuk kesejahteraan emosional. Setiap yang hidup, terutama manusia pasti memiliki suatu bentuk emosional yang timbul secara alami, adalah afeksi salah satunya. Secara KBBI, afeksi berarti kasih sayang atau perasaan yang tulus. Hal tersebut juga menandakan bahwasannya manusia adalah makhluk sosial yang memiliki keterikatan dengan sesama makhluk, sehingga timbul adanya rindu akan interaksi sosial. Menurut peneliti bahwa afeksi adalah bentuk refleksitas seseorang yang sangat bermanfaat untuk kesehatan mental dan fisik secara signifikan. Ketika seorang individu atau kelompok mengekspresikan emosinya secara afektif terhadap orang lain merupakan bagian integral dalam hubungan interpersonal dan memperkuat koneksi sosial.

        Akhir-akhir ini Love Language tengah menjadi tren unik untuk mengekspresikan dan menerima afeksi, terlebih dari istilah tersebut di dalamnya terbagi menjadi beberapa kategori. Istilah tersebut dipopulerkan dari sebuah buku yang berjudul "The Five Love Languages" yang ditulis oleh Gary Chapman pada tahun 1995 dan sudah terjual lebih dari 11 juta kopi di seluruh dunia. dari konsep love language tersebut Gary Chapman mengidentifikasi terdapat 5 kategori utama, yaitu:


1. Word of Affirmation (Kata-Kata Penghargaan)

        Kategori ini melibatkan ungkapan atau kata-kata positif untuk mengekspresikan afeksi pada orang terdekatnya. Selain hal itu hal itu yang mereka butuhkan, mereka dengan love language-nya masing-masing juga akan spontan menerapkan pada orang lain. Mereka yang memiliki love language ini akan lebih mengapresiasi dan merasa diapresiasi berupa kata-kata seperti motivasi, pujian, ungkapan terimakasih dan ungkapan afeksi lainnya.


2. Quality Time (Waktu Berkualitas)

        Berbeda dengan love language yang sebelumnya, dimana Word of Affirmation bisa dilakukan ketika hubungan jauh sekalipun dengan melalui texting (chat). Tidak untuk love language yang satu ini, mereka yang memiliki love language ini akan cenderung dihargai ketika sedang menghabiskan waktu bersama. Mereka ingin fokus satu sama lain dengan menghabiskan waktu bersama secara kualitatif.


3. Receiving Gifts (Menerima Hadiah)

        Sebagai bentuk cinta, memberikan hadiah pada orang terdekat juga hal yang diidentifikasi oleh Gary Chapman dalam bukunya. Pemilik love language ini akan merasa dicintai ketika diberikan sebuah hadiah dengan makna tersendiri. Jangan khawatir, mereka tidak harus diberikan hadiah yang mahal, mereka lebih memperhatikan makna dibalik pemberian tersebut sebagai simbol afeksi dan perhatian yang bersifat khusus.

        Mereka yang memiliki love language Receiving Gifts cenderung seorang yang telaten, mereka akan menjaga dan menyimpan barang pemberian orang dengan tingkatan filosofis yang berbeda.


4. Acts of Service (Tindakan Pengabdian)

        Jika di awal dibuka membahas love language yang melibatkan sebuah ungkapan, kali ini berbeda. Love language inni lebih mengarah pada tindakan nyata. Pemiliknya merasa memberikan dan diberikan perhatian tanpa tindakan merupakan hal yang sia-sia. Mereka akan dicintai/mencintai dengan pengorbanannya melalui sebuah tindakan. Tindakan sekecil apapun menurut mereka akan membantu dan sangat berharga. Benar-benar merasakan makna "aku ada untukmu" yang sesungguhnya.


5. Physical Touch (Sentuhan Fisik)

        Love language ini mengedepankan sentuhan fisik. Mereka yang memilki love language ini akan mendaratkan sentuhan penuh afektif untuk orang terdekatnya. Begitu pula untuk seorang yang mendapatkan sentuhan tersebut, sentuhan fisik membantu pemilik love language ini merasa lebih dekat dan nyaman.


        Demikian beberapa 5 love language beserta pengertiannya. Pentingnya memahami kebutuhan pasangan dapat dapat dilihat dari 5 love language di atas, karena setiap individu memiliki perlakuan dan kebutuhan yang berbeda dalam mengekspresikan perasaannya. Masing-masing mereka akan sangat berharga dan diperhatikan ketika mendapatkan perlakuan secara tepat sesuai yang mereka inginkan. Terlebih saat mereka sedang menghadapi masalah, love language yang mereka dapatkan sesuai dengan sifatnya, maka akan merasa sedang dalam dimensi yang berbeda seakan seluruh dunia ada untuk mendukungnya. Itulah kekuatan love language yang di dalamnya menumpahkan sejuta energi positif.

        Selain energi luar biasa dari masing-masing kategori love language diatas, ada satu hal lain yang menjadi penting. Bahkan hal ini adalah cikal bakal mengertinya seorang pasangan terhadap love language pasangannya. 

        Yang menjadi cikal bakal 5 love language di atas adalah komunikasi. Darimana kita mengerti apa yang orang terdekat butuhkan atau sebaliknya, jika bukan komunikasi? Layaknya sang pasangan laki-laki yang lebih ingin diekspresikan afeksinya berupa kata-kata, sedangkan menurut sang pasangan perempuan tindakan sudah merangkum segalanya, mulai dari makna perhatian apalagi afeksi. Selain itu, dari sebuah komunikasi pula dapat memahami banyak hal, salah satunya kebutuhan dan preferensi pasangan, termasuk juga mengenai love language tersebut.

Mikrokosmos Afeksi

Blog ini berisi tatanan diksi yang bisa saja terdengar klise namun murni tercipta atas perasaan dan pikiran, serta menyajikan informasi umum yang dikembangkan oleh perspektif sang penulis.

6 Komentar

  1. Yang jadi masalah saat ini soal ini adalah penerapan afeksi yang salah diantara dua insan yang tidak menyadari posisinya masing², pada akhirnya berujung perselingkuhan, baik yang sudah menikah maupun yang masih belum menikah.

    Itu karena mereka salah menempatkan afeksi itu tadi, bahasa cinta yang disampaikan itu salah penempatan, yang akhirnya berujung affair dan main serong.

    Apakah itu bahasa cinta yang salah? Padahal katanya cinta gak pernah salah.

    BalasHapus
  2. Sayangnya bentuk afeksi yang sedang ramai saat ini adalah penerapan afeksi yang salah diantara dua insan manusia.

    Entahlah, padahal katanya cinta gak pernah salah.

    Penerapan afeksi yang salah oleh karena mereka gak menyadari posisinya dan kondisinya. Yang akhirnya berujung perselingkuhan, baik oleh pasangan suami istri atau yang belum menikah.

    Apa yang disampaikan di atas ya benar, hanya saja pelaksanaannya banyak yang salah penempatan dan gak sesuai.

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama